Semangat pagi, apa kabar teman-teman yang terkasih? Tentu aku dan kita semua berharap kita senantiasa dalam keadaan yang baik dan sehat selalu ya.
Daftar Isi
Pembukaan
Belakangan ini, tepatnya di akhir tahun lalu, tahun 2019 Kita semua sangat dikejutkan dengan sebuah bencana yang sangat menyayat hati kita semua, seluruh umat Manusia di Dunia.
Bermula dari kabar mengerikan yang bersumber dari Kota Wuhan, membuat banyak orang bahkan hingga kini dilanda rasa cemas juga takut yang amat sangat di hampir setiap waktu. Kalau pun ada yang menjadi penyebab dari rasa cemas tersebut, maka Wabah Virus COVID-19 adalah dalang utamanya.
Aku sangat yakin kita semua sudah tahu tentang apa itu Corona Virus Diseases 2019 atau yang sangat kita kenal dengan sebutan COVID-19. Dimana ini merupakan sebuah penyakit yang disebutkan mirip seperti Flu namun lebih parah dan fatal dampak nya, karena langsung menyerang pernapasan dan seluruh organ vital dalam tubuh Manusia. Penyebabnya pun terdengar sangat beragam. Mulai dari hewan lah, dari pola hidup lah, bla bla bla, semua begitu membingungkan, khususnya buat aku yang sangat awam terhadap dunia medis maupun kesehatan.
Kalau kamu merasa amat sangat khawaitr sejak beredarnya informasi mengenai penyebarannya yang telah memasuki hampir seluruh wilayah di Indonesia, dan bahkan juga telah memakan korban jiwa yang terbilang cukup banyak, maka tak terkecuali juga denganku, rasa was-was, merasa tidak aman selalu seperti terasa menghantui pikiran.
Tapi… cukup.
Agaknya kurang elok kalau aku masih saja menambah kepanikan dan rasa khawatir diri sendiri dan juga kalian, ketika terus menerus memupuk rasa kekhawatiran tersebut, dengan bayang-bayang negatif saja.
Sebenarnya pada tulisan ini, aku justru lebih tertarik terhadap peranan positif COVID-19 terhadap kebiasaan Umat Manusia.
Tapi sebelum melanjutkan bacaan ini hingga selesai, adapun tulisan ini hanya bersifat opoini dan peniliaian pribadi saja. Jikalau terdapat sebuah argumen yang kurang tepat, maka itu benar bersifat ketidaksengajaan yang teman-teman. Terlepas dari itu semua, seperti banyak orang diluar sana, aku hanya berusaha untuk melihat segala sesuatu dari sisi positifnya, baru kemudian membandingkannya dari dampak yang kurang baik setelahnya.
Kalau kita semua setuju, mari lanjutkan kembali membaca tulisan ini hingga akhir ya.
Kebiasaan Manusia sebelum COVID-19 Menyerang
Bila melihat dari sisi Ke-Tuhan-an , maka sebelum adanya wabah ini, Manusia seperti tak memiliki jeda waktu untuk sejenak saja mengistirahatkan Bumi ini dari siksaan duniawi. Mohon maaf bilamana kalimat diatas terasa agak lebay untuk dibaca, tapi begitulah kenyataan nya.
Aku masih berbicara tentang bagaimana industri yang tanpa henti menguapkan udara-udara nya yang kotor yang kemudian kita sebut dengan polusi. Belum lagi, asap-asap kendaraan bermotor yang jika benar-benar diteliti, tak pernah berhenti mengepul walau sedetik pun.
Baca Juga : Dampak Baik Buruk Facebook bagi Kehidupan Masyarakat di Indonesia dari Sisi Pemanfaatan
Sebagai seorang Manusia yang berakal, aku pribadi pun tak jarang menjadi penyokong semakin menjeritnya Bumi atas kebiasaan-kebiasaan buruk yang kulakukan. Menjadi kaum milenial dengan tingkat pengunaan hal-hal yang kemudian berubah menjadi limbah.
Belum lagi dengan banyak saudara sesama Manusia, yang masih saja acuh tak acuh dengan kesalahan yang telah diperbuatnya. Merokok semaunya saja, buang sampah seenaknya hingga aksi-aksi yang terbilang bodoh lainnya, namun tak pernah sedkit pun pernah merasa bersalah.
Tapi mau bagaimana pun juga, mau dibilang apapun itulah kita, Manusia. Memiliki jiwa, raga dan bahkan akal yang sangat baik, tapi sangat disayangkan suka lupa bagaimana semua itu dipergunakan dengan baik.
Aku pribadi (sekali lagi), tidak terlalu tau, apa yang jadi penyebab terjadinya wabah ini dengan segala dampak yang telah kita rasakan saat ini. Tapi satu yang mungkin juga menjadi keyakinan kita bersama, kalau kebiasaan buruk kita selama ini, turut menyumbang alasan sesuatu yang tidak baik terjadi pada Negara kita, bahkan Bumi ini.
Singkat cerita . . . .
Lalu wabah ini pun datang.
Kebiasaan Manusia setelah COVID-19 Datang
Seperti janji diatas, tak lagi baik jika sekarang ini kita memanfaatkan waktu justru untuk melihat apa yang terjadi dibelakang lalu. Karena mau bagaimana pun, harus kita akui, jika semua telah berubah setelah virus corona ini datang ke dalam kehidupan kita.
Jangan khawatir, kamu bukanlah satu-satunya Manusia yang cukup terkejut dengan hal-hal yang baru saja kita alami kini. Aku dan semua orang pun sama, merasakannya dengan rasa yang sama.
Entah karena apapun penyebab dari siĀ Corona VirusĀ ini datang, yang pasti semua tentu memiliki hikmah bukan? Hal baik tak hanya datang karena bersumber dari hal yang baik saja. Karena sekarang pun terbukti, bagaimana tatanan kehidupan kita Umat Manusia pun kini telah berubah, seperti
- Orang-orang mengenakan masker
- Pembatasan Sosial yang terarah
- Meningkatnya tingkat kepedulian akan kebersihan
- Kita yang semakin menganggap pekerjaan saat ini adalah anugrah
- Lebih mendekatkan ke-intiman dengan sang Kuasa
- dan masih banyak lagi, yang positif. Sudah pasti
Kalau melihatnya dari sudut pandang yang berbeda (positif), apakah rasa kekhawatiran kini masih jadi momok yang menakutkan ? Harusnya tak lagi semenakutkan ketika awal pertama perkenalan virus ini dengan kita, Umat Manusia.
Jika memang ini akan menjadi satu bagian dari kehidupan Manusia, apakah selamanya pula kita berada dalam pemikiran negatif, sehingga melupakan banyak makna positif yang sejalan dengan semua ini?
Penutup
Kehidupan belum lah berakhir, dan perjuangan pun masih perlu untuk di porsir. Mari melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, lalu bandingkan keduanya, niscaya kita akan lebih bijak dalam menanggapi semua nya. Pembatasan Sosial Berskala Besar bahkan hingga lockdown mengurung diri berminggu-minggu, juga bukan akhir dari segalanya. Tapi diatas semua itu, selain yang Kuasa punya cerita, pikiran terbuka akan senantiasa menjadikan kita bijaksana.
Tulisan ini aku dedikasikan untuk semua orang, yang menjadi bagian dari berhasilnya kita semua berjuang membuka pemikiran kita menjadi lebih terang dan pastinya sehat dalam berpikir. Tetaplah jadi orang yang bermanfaat ya.